Pendekatan Sistem Dalam Pembelajaran
Jumat, 31 Oktober 2014
1
komentar
PENDEKATAN SISTEM DALAM PEMBELAJARAN
A. Pendahuluan
Belakangan ini ada beberapa
kasus mengenai sekolah atau lembaga pendidikan yang berjalan tanpa adanya
sistem yang baik. Semua komponen tidak terkoordinasi dengan baik. Akibatnya banyak
dari komponen-komponen itu tidak berjalan secara efektif dan efisien. Padahal
pengajaran berkaitan dengan hal bagaimana guru mengajar serta bagaimana siswa
belajar. Proses pembelajaran ini merupakan suatu kegiatan yang disadari dan
direncanakan. Kegiatan yang disadari dan direncanakan mencakup tiga hal antara
lain: perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pengajaran dilakukan dalam
waktu yang berkala, baik untuk waktu jangka pendek, menengah ataupun jangka
panjang. Misalnya, latihan Pembina Pramuka selama satu minggu. Apakah suatu
pengajaran berjangka waktu lama ataupun singkat, tetap membutuhkan suatu
program kerja, yaitu program pengajaran yang secara singkat disebut program
pengajaran.
Program Pengajaran merupakan suatu
program bagaimana mengajarkan apa-apa yang sudah dirumuskan dalam kurikulum.
Dewasa ini konsep yang banyak mewarnai pengajaran di sekolah dasar dan sekolah
menengah di Indonesia adalah konsep teknologi pendidikan. Khususnya pengajaran
sebagai system. Oleh karena ini, pembahasan makalah ini, dimulai dari konsep
tentang system, dan pengajaran sebagai suatu system. Oleh karenanya, perlu
adanya perencanaan yang baik, sehingga semua komponen, baik yang secara
langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan proses pembelajaran bisa
berjalan dengan efektif dan efisien.
B.
Pengertian Sistem
Kata sistem (system) dapat
dimaknai sebagai metode (method), rencana (plan), aturan (order),
keteraturan (regularity), kebiasaan (rule), susunan rencana (scheme),
jalan, cara (way), kebijakan (policy), kecerdasan (artifice),
susunan aturan (arrangement), rencana (program).[1]
Dalam cakupan pengertian sistem
termuat antara lain adanya:
1.
Berbagai
komponen (unsur),
2.
berbagai
kegiatan (menunjuk fungsi dari setiap komponen),
3.
adanya saling
hubungan yang ketergantungan antar komponen,
4.
adanya
keterpaduan (kesatuan organis) antar komponen,
5.
adanya keluasan
sistem (ada kawasan di dalam sistem dan di luar sistem), dan gerak dinamis
semua fungsi dari semua komponen tersebut mengarah (berorientasi) ke pencapaian
tujuan system yang telah ditetapkan lebih dahulu.[2]
Istilah sistem merupakan istilah
dari bahasa Yunani “systema” yang artinya adalah himpunan bagian atau unsur
yang saling berhubungan secara teratur untuk mencapai tujuan bersama. Sistem
adalah kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen yang terpadu dan berproses
untuk mencapai tujuan (Gordon, 1990; Puxty, 1990). Bagian suatu sistem yang
melaksanakan suatu fungsi untuk menunjang usaha pencapaian tujuan disebut
komponen. Dengan demikian sistem terdiri dari komponen-komponen yang
masing-masing komponen mempunyai fungsi khusus. (Sadiman, dkk. 1988: 13).
Sistem secara umum diartikan sebagai satu kesatuan komponen yang
saling berintegrasi, saling berfungsi secara kooperatif dan saling mempengaruhi
satu dengan yang lainnya dalam usaha mencapai tujuan tertentu.
Dari konsep tersebut, ada tiga ciri
utama suatu system. Pertama, suatu system memiliki tujuan tertentu; kedua,
untuk mencapai tujuan sebuah system memiliki fungsi-fungsi tertentu; ketiga,
untuk menggerakan fungsi, suatu system harus ditunjang oleh berbagai komponen.[3]
C.
Pengertian Pendekatan
Sistem dalam Pembelajaran
Pendekatan sistem pada mulanya
digunakan di bidang teknik mesin (enginering) untuk merancang
sistem-sistem elektronik, mekanik dan militer. Pada akhir tahun 1950 dan awal
1960-an mulai diterapkan dalam bidang pendidikan dan pelatihan.[4]
Pengertian pendekatan sistem perlu diklarifikasi agar
konsisten dalam penggunaan atau aplikasinya. Seperti dikemukakan oleh Winardi, "Kita perlu mengerti dan memupuk kemampuan untuk bekerja
dengan sistem-sistem dengan cara yang inteligen, yaitu dengan menggunakan
pendekatan sistem untuk menemukan sifat-sifat penting dari sistem yang
bersangkutan, yang kemudian memberikan keterangan-keterangan kepada kita
mengenai perubahan-perubahan apa perlu dilakukan untuk memperbaiki sistem
tersebut".[5]
Pendekatan berfungsi mendeskripsikan
hakikat apa yang akan dilakukan dalam memecahkan suatu masalah. Pendekatan
dapat berwujud cara pandang, filsafat atau kepercayaan yang diyakini
kebenarannya.[6]
Sebagai desain metodologi,
pendekatan sistem merupakan alat bantu bagi para pengambil keputusan dengan
cara mempertimbangkan semua permasalahan yang berkaitan dengan keputusan yang
akan diambilnya, sedangkan pendekatan sistem sebagai kerangka konseptual
bertujuan untuk mencari berbagai persamaan dan berbagai kecenderungan fenomena
yang ada dengan menggunakan analisis multidisiplin. Sebagai metode ilmiah baru,
pendekatan sistem mencoba mewujudkan cara berfikir baru yang dapat
diaplikasikan, baik terhadap ilmu-ilmu perikehidupan maupun terhadap ilmu-ilmu
perilaku.[7]
Pendekatan sistem yang diterapkan
dalam pembelajaran bukan saja sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, tetapi juga sesuai dengan perkembangan dalam psikologi belajar
sistematik, yang dilandasi dengan prinsip-prinsip psikologi behavioristik dan
humanistik. Aspek-aspek pendekatan sistem pembelajaran, meliputi aspek
filosofis dan aspek proses. Aspek filosofis ialah pandangan hidup yang
melandasi sikap si perancang, sistem yang terarah pada kenyataan. Sedangkan
aspek proses ialah suatu proses dan suatu perangkat alat konseptual.
Ciri-ciri pendekatan sistem
pembelajaran, yaitu ada dua ciri utama, yakni:
1.
Pendekatan
sistem sebagai suatu pandangan tertentu mengenai proses pembelajaran dimana
berlangsung kegiatan belajar mengajar, terjadinya interaksi antara siswa dan
guru, dan memberikan kemudahan bagi siswa untuk belajar secara efektif;
2.
penggunaan
metodologi untuk merancang sistem pembelajaran yang meliputi prosedur
perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan penilaian keseluruhan proses
pembelajaran yang tertuju pada konsep pencapaian tujuan pembelajaran.
Pola pendekatan sistem pembelajaran,
menurut Oemar Hamalik,[8] melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Identifikasi
kebutuhan pendidikan (merumuskan masalah);
2.
analisis
kebutuhan untuk mentransfomasikan menjadi tujuan pembelajaran (analisis
masalah);
3.
merancang
metode dan materi pembelajaran (pengembangan suatu pemecahan);
4.
pelaksanaan
pembelajaran (eksperimental); dan
5.
menilai dan
merevisi.
Sistem
pembelajaran adalah hubungan antar
unsur-unsur yang saling berhubungan
untuk mencapai tujuan dari pembelajaran. Unsur-unsur dalam pembelajaran
yaitu; manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan, dan prosedur.[9]
Pendekatan sistem
pada pembelajaran bertujuan agar kita dapat mengerti masalah pengajaran sebagai
keseluruhan secara tuntas dan dapat mendalami pula apa bagian-bagiannya. Selain
itu diharapkan kita dapat memahami pula cara bagaimana masing-masing bagian itu
saling berinteraksi, saling berfungsi dan saling bergantung di dalam sebuah
sistem untuk mencapai tujuan pembelajaran.[10]
Sebagai suatu sistem
seluruh unsur yang membentuk sistem itu
memiliki ciri saling ketergantungan yang diarahkan untuk mencapai tujuan
tertentu. Keberhasilan sistem pembelajaran
adalah keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Maka dengan demikian,
tujuan utama sistem pembelajaran adalah keberhasilan siswa mencapai tujuan.
Dari uraian di atas, dapat dirumuskan
bahwa untuk mencapai pembelajaran efektif dan efisien dibutuhkan pengelolaan
komponen pembelajaran secara baik. Dalam pendekatan sistem bahwasanya untuk
mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal harus didukung dengan komponen
pembelajaran yang baik, yang meliputi tujuan, siswa, guru, metode, media, sarana,
lingkungan pembelajaran dan evaluasi.
Masing-masing komponen memberikan
pengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran. Akan tetapi dari beberapa
komponen-komponen tersebut guru merupakan komponen terpenting dalam
pembelajaran, karena guru bersifat dinamis, sehingga dapat mengelola dan
menggerakkan komponen-komponen yang lain. Oleh karena itu, Pendekatan sistem
pembelajaran adalah kumpulan dari sekian banyak komponen yang saling
berintegrasi, saling berfungsi secara kooperaatif dan saling mempengaruhi dalam
rangka mewujudkan generasi-generasi yang berwawasan luas.[11]
D.
Manfaat
Pendekatan Sistem Dalam Pembelajaran
Merencanakan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan sistem memiliki
beberapa manfaat, di antaranya:[12]
1.
Melalui
pendekatan sistem, arah dan tujuan pembelajaran dapat direncanakan dengan jelas.
Dapat kita bayangkan apa yang akan terjadi, manakala dalam suatu proses
pembelajaran tanpa adanya tujuan yang jelas. Tentu, proses pembelajaran tidak
akan menjadi fokus, dalam arti pembelajaran akan menjadi tidak bermakna serta
sulit menentukan efektifitas proses pembelajaran.
2.
Pendekatan sistem
menuntun guru pada kegiatan yang sistematis.
3.
Pendekatan sistem
dapat merancang pembelajaran dengan mengoptimalkan segala potensi dan sumber
daya yang tersedia.
4.
Pendekatam sistem
dapat memberikan umpan balik. Melalui
proses umpan balik dalam pendekatan system dapat diketahui apakah tujuan itu
telah berhasil dicapai apa belum. Hal ini sangat penting sebab mencapai tujuan
merupakan tujuan utama dalam berpikir sistemik.
Satuan pendidikan di sekolah secara
umum memiliki fungsi sebagai wadah untuk melaksanakan proses edukasi,
sosialisasi dalam transformasi bagi siswa/peserta didik. Bermutu tidaknya
penyelenggaraan sekolah dapat diukur berdasarkan pelaksanaan fungsi-fungsi
tersebut.[13]
Beberapa variabel yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran antara lain:
1.
Faktor Guru
Guru merupakan komponen yang sangat menentukan. Hal itu, disebabkan
karena guru adalah orang yang berhadapan langsung dengan siswa. Dalam sistem
pembelajaran, guru bias berfungsi sebagai desainer pembelajaran, implementator
atau keduanya. Sebagai perencana, guru dituntut untuk memahami secara benar
kurikulum yang berlaku, karakteristik siswa, fasilitas dan sumber daya yang
ada, sehingga semuanya dijadikan komponen-komponen dalam menyusun rencana dan
desain pembelajaran.
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai implementator dan perancang
pembelajaran, guru dituntut berperan sebagai model dari rancangan yang telah
dibuatnya (suri teladan).
2.
Faktor siswa
Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan
tahap perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek
kepribadiannya, akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing anak
pada setiap aspek tidak selalu sama. Proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh
perkembangan anak yang tidak sama itu, disamping arak karakteristik lain yang
melekat pada diri anak.
3.
Faktor sarana
dan Prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung pembelajaran secara
langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran,
alat-alat pekajaran, perlengkapan sekolah, dan lain sebagainya; sedangkan
prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat
mendukung keberhasilan proses pembelajaran. Misalnya, jarak menuju
sekolah, penerangan sekolah, kamar kecil, dan lain sebagainya. Kelengkapan
sarana dan prasarana akan membantu guru dalam penyelenggaraan proses pembelajaran.
Dengan demikian, sarana dan prasana merupakan komponen penting yang
dapat mempengaruhi proses pembelajaran.
Terdapat beberapa keuntungan bagi sekolah yang memiliki kelengkapan
sarana dan prasarana. Pertama, kelengkapan sarana dan prasarana dapat
menumbuhkan gairah dan motivasi guru mengajar. Kedua, kelengkapan sarana dan
prasarana dapat memberikan berbagai pilihan kepada siswa untuk belajar.
4.
Faktor
Lingkungan
Dilihat dari dimensi lingkungan, ada dua faktor yang dapat
mempengaruhi proses pembelajaran, yaitu factor organisasi kelas dan faktor
iklim sosial Psikologis.
Faktor lain dari dimensi lingkungan yang dapat mempengaruhi proses
pembelajaran adalah faktor iklim sosial psikologis. Maksudnya adalah keharmonisan
hubungan antara orang yang terlibat dalam proses pembelajaran. Iklim sosial ini
dapat terjadi secara internal maupun eksternal. Secara internal adalah hubungan
antara orang yang terlibat dalam lingkungan sekolah.misalnya; iklim sosial
antara siswa dengan siswa; antara guru dengan guru bahkan antara guru dengan
pimpinan sekolah. Adapun yang dimaksud secara eksternal adalah
keharmonisan hubungan antara antara pihak sekolah dengan dunia luar. Misalnya;
hubungan sekolah dengan orang tua siswa, hubungan sekolah dengan
lembaga-lembaga masyarakat, dan lain sebagainya.[14]
E.
Simpulan
Pendekatan sistem pembelajaran
adalah kumpulan dari sekian banyak komponen yang saling berintegrasi, saling
berfungsi secara kooperaatif dan saling mempengaruhi dalam rangka mewujudkan
generasi-generasi yang berwawasan luas.
Pendekatan
sistem merupakan alat untuk menemukan sifat-sifat penting dari sistem yang bersangkutan, yang
kemudian memberikan keterangan-keterangan kepada kita mengenai
perubahan-perubahan apa perlu dilakukan untuk memperbaiki sistem tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Burharuddin,
Kedudukan Managemen Dalam Pembelajaran, 2002.
Darwyn Syah,
dkk, Perencanaan Sistem Pembelajaran PAI, Jakarta : Gaun Persada Press,
2007.
Devlin,
Joseph, A Dictionary od Synobyms and Antonyms, Bandung : Angkasa, 1961.
http://senengsinau.wordpress.com/2008/10/15/pendekatan-sistem-dalam-kegiatan-pembelajaran.
http://sugaedufam.blogspot.com/2009/04/pendekatan-sistem-pembelajaran-pai.html
Oemar
Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta :
Bumi Aksara, 2002.
Omar
Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta : Bumi Aksara, 2002.
Rostiyah NK,
Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem, Jakarta: Rineka Cipta, 1994.
Sistem dan Pendekatan Sistem. pdf
Tim Penyusun
Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesiai, Jakarta:Balai
Pustaka,2005.
Wina
Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Prenada Media Group, 2008.
[2] Wina Sanjaya, Perencanaan
dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008) H
.1-2.
[4] Oemar Hamalik, Perencanaan
Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta : Bumi Aksara, 2002) H.
4-6.
[5] Sistem dan
Pendekatan Sistem.pdf
[8] Omar Hamalik, Perencanaan
Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta : Bumi Aksara, 2002) H.
8-9.
[9] Tim Penyusun
Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesiai,(Jakarta:Balai
Pustaka,2005).Ed. 3, cet.3, h.1076.
[11] Darwyn Syah, dkk, Perencanaan Sistem Pembelajaran PAI, (Jakarta : Gaun
Persada Press, 2007), H. 61
[14] http://sugaedufam.blogspot.com/2009/04/pendekatan-sistem-pembelajaran-pai.html.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Pendekatan Sistem Dalam Pembelajaran
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://janganpernahselingku.blogspot.com/2014/10/pendekatan-sistem-dalam-pembelajaran.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
1 komentar:
trima kasih telah membantu
Posting Komentar