Ragam Dealek
Kamis, 27 Maret 2014
0
komentar
BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa di dunia tidaklah sama. Dalam suatu negara, beragam bahasa
banyak dipergunakan, bahkan pada suatu daerah tertentu beragam bahasa yang
dapat kita dengar dipergunakan orang di daerah tersebut.
Pada dasarnya bahasa tersebut mempunyai dua aspek mendasar, yaitu
aspek bentuk dan makna. Aspek bentuk berkaitan dengan bunyi, tulisan maupun
struktur bahasa, sedangkan aspek makna berkaitan dengan leksikal, fungsional
maupun gramatikalnya.
Apabila kita perhatikan dengan terperinci dan teliti bahasa itu
dalam bentuk dan maknanya menunjukkan perbedaan antar pengungkapannya antara
penutur yang satu dengan penutur yang lain. Perbedaan – perbedaan bahasa itu
menghasilkan ragam-ragam bahasa atau variasi bahasa. Variasi itu muncul karena
kebutuhan penutur akan adanya alat komunikasi dan kondisi sosial, serta
faktor-faktor tertentu yang mempengaruhinya, seperti letak geografis, kelompok
sosial, situasi berbahasa atau tingkat formalitas, dan karena perubahan waktu.
BAB II
RAGAM DAERAH (DIALEK)
DAN RAGAM BAHASA TERPELAJAR
A.
Dialek
1.
Pengertian Dialek
Menurut Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1983), istilah
dialek berasal dari kata Yunani dialektos. Pada mulanya dipergunakan dalam
hubungannya dengan keadaan bahasa. Di Yunani terdapat perbedaan-perbedaan kecil
di dalam bahasa yang dipergunakan pendukungnya masing-masing, tetapi hal
tersebut tidak sampai menyebabkan mereka merasa mempunyai bahasa yang berbeda.
Perbedaan tersebut tidak mencegah mereka untuk secara keseluruhan merasa memiliki
satu bahasa yang sama. Oleh karena itu, ciri utama dialek adalah perbedaan
dalam kesatuan dan kesatuan dalam perbedaan.
Dialek adalah logat berbahasa. Dialek adalah perlambangan dan
pengkhususan dari bahasa induk. Menurut Weijnen, dkk yang dikutip oleh Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1983) dialek adalah sistem kebahasaan yang
dipergunakan oleh satu masyarakat untuk membedakan dari masyarakat lain.
Dialek mencerminkan kekayaan budaya kita dan dialek selalu dapat
kita manfaatkan bagi pengembangan bahasa nasional, bahasa Indonesia. Dalam
menentukan kebijaksanaan bahasa nasional, bahasa daerah tertentu perlu
dikembangkan dan dibakukan.
2.
Macam-macam
Dialek
Dialek dibedakan atas hal berikut:
1)
Dialek regional, yaitu rupa-rupa bahasa yang
digunakan di daerah tertentu sehingga ia membedakan bahasa yang digunakan di
suatu daerah dengan bahasa yang digunakan di daerah yang lain. meski mereka
berasal dari eka bahasa.
2)
Dialek sosial, yaitu dialek yang digunakan oleh
kelompok masyarakat tertentu atau yang menandai tingkat masyarakat tertentu.
Contohnya dialek wanita dan dialek remaja.
3)
Dialek temporal, yaitu dialek yang digunakan
pada kurun waktu tertentu. Contohnya dialek Melayu zaman Sriwijaya dan dialek
Melayu zaman Abdullah.
4)
Idiolek, yaitu keseluruhan ciri bahasa
seseorang. Sekalipun kita semua berbahasa Indonesia, kita masing-masing
memiliki ciri-ciri khas pribadi dalam pelafalan, tata bahasa, atau pilihan dan
kekayaan kata.
Contoh
Dialek:
1)
Dialek
jawa Surabaya dan Dialek jawa Malang.
·
Dialek
jawa Surabaya: jeketek (sesuatu yang terjadi diluar pikiran/ oalah...), Matek (mati, meninggal)
·
Dialek
jawa Malang: nggletek(sesuatu yang terjadi diluar pikiran/ oalah...), Mati
(mati, meninggal)
2)
Dialek
bahasa Inggris Amerika dan bahasa Inggris British.
·
Bahasa
Inggris Britsh : Football (Sepak
bola), Biscuit (Biskuit).
·
Bahasa
Inggris Amerika : Soccer (Sepak bola), Cookie (Biskuit)
3)
Dialek
bahasa Jepang Kantou dan Dialek bahasa
Jepang Kansai.
·
Bahasa
Jepang Kantou: acchi (panas), sammi (dingin).
·
Bahasa
Jepang Kansai: atsui (panas), samui (dingin).
3.
Pengaruh Bahasa Daerah dalam Perkembangan Bahasa Indonesia
Pengaruh kata dapat dilihat
pada contoh berikut. Seorang anak suku Jawa ditanyai oleh seseorang, “Di mana
rumah Pak Bupati?” Anak itu menjawab “Tidak Mengerti.” Disini terjadi
interferetasi. Kata mengerti Bahasa Indonesia berarti ‘paham’, tetapi ora
ngerti dalam bahasa jawa artinya ‘tidak tahu’. Jadi, anak jawa tadi
sebenarnya ingin mengatakan tidak tahu, tetapi yang diucapkannya tidak
mengerti, karena dia menyangka bahwa mengerti bahasa Indonesia sama
artinya dengan ngerti bahasa jawa.
Pengaruh struktur kata,
contoh: Seorang dari suku sunda berkata “Anita akan ditikahkan dengan
Asep.” Penutur ini menggunakan bentuk ditikahkan yang bahasa
indonesianya dinikahkan sebab kata dasarnya nikah (dari bahasa arab).
Tetapi yang diucapkannya ditikahkan karena dalam bahasa sunda kata yang searti
dengan kata itu ialah ditikahkeun. Seorang dari minahasa berkata, “itu tepergantung
pada saya. Saudara tidak dapat memaksa.”
Orang pada contoh ini menggunakan bentuk tepergantung bentuk yang
biasa dipakai dalam dialek Melayu Manado. Ungkapan bahasa indonesianya bergantung
pada.
Pengaruh Struktur klausa atau kaliamat contoh : Seorang gorontalo berkata, “Coba tutup ke sana
pintu itu.” Penutur ini menggunakan kata ke sana sesudah tutup
yang sebenarnya dalam bahasa Indonesia tidak diperlukan. Kalimat bahasa orang
itu dipengaruhi oleh struktur bahasa daerahnya “he’uti mota pintu boito.” Kata
mota yang menunjukan arah menjauh dari penutur diterjemahkanya dengan
kesana.
Seorang
dari suku ambon ditanyai, “buku siapa ini?” Karena kebetulan buku itu miliknya,
ia menjawab, “Saya punya buku, Pak.” Struktur kalimat ini dipengaruhi oleh
struktur dialek Melayu Ambon Beta pung buk. Beta ‘saya’, pung ‘punya’,
buk ‘buku’. Struktur kata yang seharusya “Buku saya, Pak”.
Bentuk-bentuk
yang dikemukakan diatas bila dilihat dari segi bahasa ragam resmi memang bentuk
yang salah. Dilihat dari dialek, tidak salah. Dalam ragam bahasa santai
(dialek) bentuk seperti itu tentu saja dapat digunakan. Dialek yang tergolong
bahasa santai atau tidak resmi mempunyai hak hidup sebagai bahasa segolongan
masyarakat tertentu. Tetapi itu bukanlah bahasa ragam resmi. Bahasa ragam resmi,
Terutama ragam resmi tulis, haruslah tunduk pada kaidah-kaidah bahasa ragam
resmi baku yang berlaku.
B.
Ragam Terpelajar
Tingkat pendidikan penutur bahasa indonesia juga mewarnai
penggunaan bahasa indonesia. Bahasa indonesia yang digunakan oleh kelompok
penutur berpendidikan tampak jelas perbedeaannya dengan yang digunakan oleh
kelompok penutur yang tidak berpendidikan. Terutama dalam pelafalan kata yang berasal
dari bahasa asing, seperti contoh dalam tabel berikut.
Orang
tidak terpelajar
|
Orang
yang terpelajar
|
Pidio
Pilem
Komplek
Pajar
Pitamin
|
Video
Film
Kompleks
Fajar
Vitamin
|
Jika
kita membicarakan tentang ragam terpelajar maka kita tidak akan lepas dari yang
berkenaan dengan ragam baku.
Ragam baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian
besar warga masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka
rujukan norma bahasa dalam penggunaannya atau ragam bahasa yang dipakai jika
kawan bicara adalah orang yang dihormati oleh pembicara, atau jika topik pembicaraan
bersifat resmi (misal Surat-menyurat dinas, perundang-undangan, karangan
teknis), atau jika pembicara dilakukan didepan umum. Ragam tidak baku adalah
ragam yang tidak dilembagakan dan ditandai oleh ciri-ciri yang menyimpang dari
norma ragam baku. Ragam
baku itu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a) Kemantapan
dinamis
Mantap artinya sesuai dengan kaidah bahasa, kalau kata rasa dibubuhi
awalan pe-, akan terbentuk kata perasa. Kata raba dibubuhi pe-, akan
terbentuk kata peraba. Oleh karena itu, menurut kemantapan
bahasa, kata rajin dibubuhi pe-, akan menjadi perajin,
bukan pengrajin. Kalau kita berpegang pada sifat mantap, kata pengrajin
tidak dapat kita terima.
Dinamis artinya tidak statis, tidak kaku. Kata langganan
mempunyai makna ganda, yaitu orang yang berlangganan dan toko tempat
berlangganan. Dalam hal ini, tokonya disebut langganan dan orang
yang berlangganan itu disebut pelanggan.
b) Cendekia
Ragam baku bersifat cendekia karena ragam baku dipakai pada
tempat-tempat resmi. Pewujud ragam baku ini adalah orang-orang yang terpelajar.
Hal ini dimungkinkan oleh pembinaan dan pengembangan bahasa yang lebih banyak
melalui jalur pendidikan formal (sekolah).
Di samping itu, ragam baku dapat dengan tepat memberikan
gambaran apa yang ada dalam otak pembicara atau penulis. Selanjutnya, ragam
baku dapat memberikan gambaran yang jelas dalam otak pendengar atau pembaca.
c) Seragam
Ragam baku bersifat seragam, pada hakikatnya, proses
pembakuan bahasa ialah proses penyeragaman bahasa. Dengan kata lain, pembakuan bahasa adalah pencarian titik-titik
keseragaman. Pelayan kapal terbang dianjurkan untuk memakai
istilah pramugara dan pramugari. Andai kata ada orang yang mengusulkan bahwa pelayan
kapal terbang disebut steward atau stewardes dan
penyerapan itu seragam, kata itu menjadi ragam baku.
Akan tetapi, kata steward dan stewardes
sampai dengan saat ini tidak disepekati untuk dipakai. Yang timbul
dalam masyarakat ialah pramugara atau pramugari.
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
Dialek adalah logat berbahasa. Dialek adalah perlambangan dan
pengkhususan dari bahasa induk. Menurut Weijnen, dkk yang dikutip oleh Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1983) dialek adalah sistem kebahasaan yang
dipergunakan oleh satu masyarakat untuk membedakan dari masyarakat lain.
Ragam baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian
besar warga masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan
norma bahasa dalam penggunaannya atau ragam bahasa yang dipakai jika kawan
bicara adalah orang yang dihormati oleh pembicara, atau jika topik pembicaraan
bersifat resmi (misal Surat-menyurat dinas, perundang-undangan, karangan
teknis), atau jika pembicara dilakukan didepan umum.
Dialek yang tergolong bahasa
santai atau tidak resmi mempunyai hak hidup sebagai bahasa segolongan
masyarakat tertentu. Tetapi itu bukanlah bahasa ragam resmi. Bahasa ragam
resmi, Terutama ragam resmi tulis, haruslah tunduk pada kaidah-kaidah bahasa
ragam resmi baku yang berlaku.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Ragam Dealek
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://janganpernahselingku.blogspot.com/2014/03/ragam-dealek.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar